Haji Mabrur dan Ciri-Cirinya
Pergi haji ke tanah suci merupakan dambaan dan keinginan setiap muslim. Terlebih terdapat keutamaan yang agung di dalamnya, sebagaimana sabda Nabi ﷺ yang diriwayatkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu:
وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Dan haji mabrur tidak ada balasan yang lebih pantas kecuali surga” (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349)
Perlu difahami, bahwa haji mabrur bukan sekedar pergi ke tanah suci dalam rangka menggugurkan kewajiban ataupun untuk medapatkan gelar semata. Mabrur secara bahasa berarti amalan tersebut diterima oleh Allah ta’ala. Bahkan haji mabrur bukan hanya sekedar diterima, akan tetapi muncul kebaikan-kebaikan lain setelah melaksanakan ibadah haji. Berikut beberapa keutamaan haji yang disebutkan oleh Nabi ﷺ
Haji Termasuk Amalan Paling Afdhal
Sesungguhnya ibadah haji termasuk salah satu amalan yang paling afdhal, sebagaimana disebutkan di dalam hadits. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata;
سُئِلَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ قَالَ إِيمَانٌ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ. قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ جِهَادٌ فِى سَبِيلِ اللَّهِ . قِيلَ ثُمَّ مَاذَا قَالَ حَجٌّ مَبْرُورٌ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, “Amalan apa yang paling afdhol?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Haji mabrur”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (HR. Bukhari)
Haji Termasuk Jihad Di Jalan Allah
Disebutkan dalam hadist, dari Ibunda ‘Aisyah, ummul mukminin, radhiyallahu ‘anha, ia berkata;
يَا رَسُولَ اللَّهِ ، نَرَى الْجِهَادَ أَفْضَلَ الْعَمَلِ ، أَفَلاَ نُجَاهِدُ قَالَ لاَ ، لَكِنَّ أَفْضَلَ الْجِهَادِ حَجٌّ مَبْرُورٌ
“Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol. Apakah berarti kami harus berjihad?” “Tidak. Jihad yang paling utama adalah haji mabrur”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam” (HR. Bukhari)
Berhaji Menjadi Tamu Allah Ta’ala
Disebutkan di dalam hadist Nabi ﷺ dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Muhammad ﷺ bersabda;
الْغَازِى فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْحَاجُّ وَالْمُعْتَمِرُ وَفْدُ اللَّهِ دَعَاهُمْ فَأَجَابُوهُ وَسَأَلُوهُ فَأَعْطَاهُمْ
“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang berhaji serta berumroh adalah tamu-tamu Allah. Allah memanggil mereka, mereka pun memenuhi panggilan. Oleh karena itu, jika mereka meminta kepada Allah pasti akan Allah beri” (HR. Ibnu Majah)
Ciri-Ciri Haji Mabrur
PERTAMA: Ikhlas dan berhaji dengan rezeki yang halal. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّبًا
“Allah itu thoyyib (baik) dan tidaklah menerima kecuali dari yang baik” (HR. Muslim no. 1015).
KEDUA: Ketika seseorang melaksanakan haji, Allah ta’ala memudahkannya untuk melaksanakan rukun wajib dan sunah haji.
KETIGA: Menjauh dari maksiat, dosa, bid’ah dan hal-hal yang menyelisihi syari’at. Hal-hal tadi jika dilakukan dapat berpengaruh pada amalan sholeh dan bisa membuat amalannya tidak diterima. Lebih-lebih lagi dalam melakukan haji. Allah ta’ala berfirman:
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats (berkata kotor), berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.” (QS. Al Baqarah: 197).
KEEMPAT: Bersemangat kembali atau lebih baik dari sebelum berhaji dalam melaksanakan amal-amal shalih selepas pelaksanaan ibadah haji. Begitu juga memiliki akhlak mulia dan lebih memberikan kedamaian serta tawadhu’ dengan sesama.
Semoga Allah ta’ala memudahkan kita semua dalam menunaikan ibadah haji dan menjadikan kita semua menjadi haji mabrur yang tidak ada balasan baginya kecuali surga.
