
Menyampaikan Nasihat dan Kebaikan
Menyampaikan Nasihat & Kebaikan
Ust Rizal Yuliar Putrananda
16 Januari 2023
Kita bersyukur kepada Allah ta’ala dengan menjadikan segala nikmat sebagai media, sarana untuk semakin mendekatkan diri kita kepada-Nya. Kita kembali bertemu dalam kajian rutin senin malam untuk mengkaji sebuah kitab Karya Al-Imam Yahya Ibnu Saraf An-Nawawi rahimahullah yakni kitab Riyadhush Shaalihiin.
Kita akan lanjutkan kembali kebersamaan kita dan pada kesempatan yang lalu kita telah mengkaji bersama tuntunan di dalam agama kita yang mulia terkait bagaimanakah semestinya bertutur kata yang mulia dan berwajah ceria terutama saat berjumpa dengan sesama saudara kita.
Pada bab berikutnya, bab ke 89 hingga 91 masih sedikit banyak berkaitan dengan komunikasi melalui lisan. Pada bab ke 89 akan dibahas terkait dianjurkannya untuk jelas dalam berbicara agar lawan bicara kita memahami dan dianjurkan pula diulang ucapan kita tersebut, agar terpahami bila tidak terpahami kecuali dengan mengulanginya. Bab ini memuat beberapa riwayat dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tatkala beliau berkomunikasi (bertutur kata) dengan lawan bicara beliau.
Artinya islam mengajarkan kepada kita agar berbicara itu menjadikan orang yang kita ajak bicara memahami apa yang kita sampaikan, bukan asal bicara tapi bagaimana agar yang kita sampaikan dapat terpahami dengan baik, menutup peluang salah paham.
Dan ini selaras dengan tuntunan yang lebih umum dari pada itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam” (HR. Muslim)
Allah ta’ala berfirman:
“Ya Allah, lapangkanlah dadaku,dan mudahkanlah untukku urusanku,dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,agar mereka mengerti perkataanku,”
(QS. Taha 25-28)
Mari, kita simak lebih cermat dan lanjut lagi melalui rekaman di bawah ini, baarakallahu fiikum.