Artikel IslamArtikel PilihanKhutbah Jumat

Hakikat Makna Takwa

Hakikat Makna Takwa
Khutbah Jum’at, 22 Juli 2022
Ustadz Wujud Arba’in

Ketahuilah bahwa nasihat (wasiat) yang paling sering disampaikan oleh baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada mereka sahabat-sahabatnya yang mulia radhiyallahu ‘anhum, padahal mereka adalah manusia-manusia terbaik, hidup di abad terbaik, yang sebagian besarnya telah dijamin dengan surga dan kenikmatan-kenikmatannya ketika mereka masih hidup dan masih bersama dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Nasehat yang paling sering disampaikan kepada mereka adalah agar mereka semuanya tanpa terkecuali bertakwa kepada Allah ta’ala dengan sebenar-benarnya takwa. Allah ta’ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim” (QS. Ali Imran:102)

Yang dipanggil oleh Allah ta’ala di dalam ayat ini adalah orang yang beriman. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, salah satu di antara murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah رحمهما الله, menjelaskan kepada kita, ketika kita melewati firman-firman Allah ta’ala yang disebut di dalamnya panggilan “Wahai orang-orang yang beriman”, maka hendaklah setiap kita membuka telinga lebar-lebar, karena setelah itu pasti akan hadir perintah Allah ta’ala untuk kita kerjakan. Jika bukan perintah, maka akan hadir larangan Allah ta’ala untuk kita tinggalkan, semua kita yang dipanggil oleh Allah ta’ala di dalam ayat ini. Hendaklah semua kita bertakwa kepada Allah ta’ala dengan sebenar-benar takwa dan jangan sekali-kali engkau mati kecuali mati dalam keadaan Islam.

Salah seorang di antara 4 khalifah yaitu Ali bin Abi Thalib mendefinisikan kepada kita makna takwa kepada Allah. Khalifah Ali bin Abi Thalib mendefinisakan bahwa ketakwaan seseorang kepada Allah terwujud dalam 4 perkara (4 hal):

Yang pertama adalah takutnya dia kepada Allah ta’ala. Takutnya seseorang kepada Allah sang khaliq bukanlah sebagaimana takutnya seseorang makhluk kepada makhluk yang lain. Takutnya seseorang kepada sang khaliq adalah mendekat kepadanya, melaksanakan perintah-perintahnya dan meninggalkan larangan dan larangannya. Maka seseorang barulah bertakwa kepada Allah ketika dia melaksanakan perinta-perintah dan meninggalkan larangan-larangan Allah.

Yang kedua adalah upaya dia untuk melaksanakan perintah-perintah Allah, upaya dia untuk meninggalkan larangan-larangan Allah kemudian setelahnya dia harus berusaha untuk melaksanakan apa yang telah diturunkan oleh Allah ta’ala kepada kita. Ketahuilah bahwa apa yang diturunkan oleh Allah ta’ala kepada kita para hamba-Nya adalah firman-firman-Nya alquran dan sabda-sabda baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan dua perkara ini, dijamin setiap para hamba-hamba Allah ta’ala akan selamat di dunia dan di akhiratnya manakala berpegang kepada keduanya. Dua perkara ini adalah warisan yang diwariskan oleh baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada setiap kita para pengikut-pengikutnya sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:

Aku telah tinggalkan kepadamu dua perkara yang jika engkau pegang dengan erat dua perkara itu, niscaya kau tidak akan tersesat selama-lamanya, yang pertama adalah Alquran dan yang kedua adalah wasiat-wasiat Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam” (Hadits Shahih Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13).

Tentu tidak mungkin setiap kita bisa mengamalkan apa yang diturunkan oleh Allah ta’ala dan apa yang disabdakan oleh Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kecuali dengan kita mempelajarinya, kecuali dengan kita memahaminya dan setelah itu barulah kita mengamalkan apa yang difirmankan oleh Allah ta’ala dan apa yang diwasiatkan oleh baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

 Yang ketiga adalah rela terhadap apa yang sudah menjadi ketentuan Allah ta’ala. Dia zuhud terhadap perkara dunia, dia jadikan dunia ada di tangannya sehingga dengan gampang dia melepaskan apa yang telah dimilikinya dengan diberikan sebagai zakat atau shadaqahnya dan tidak dia jadikan harta sesuatu yang ada di hatinya.

Ketika sesorang sudah ridho terhadap apa yang sudah menjadi ketentuan Allah ta’ala, maka dialah seorang yang kaya sesungguhnya. Ketika seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah “Yaa Rasulullah ajarkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan amalan tersebut akan menjadi sebab cintanya Allah ta’ala kepadaku dan akan menjadikan cintanya semua manusia kepadaku”.

Adakah kegembiraan, adakah kenikmatan yang melebihi daripada kenikmatan (kebahagiaan) ketika seseorang sudah dicintai Allah ta’ala dan dicintai seluruh para makhluknya? Tidak ada kebahagiaan yang lebih dari pada itu. Baginda Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan jawaban dengan jawaban yang sangat-sangat pendek tetapi di dalamnya berisikan makna yang sangat dalam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Bersikap zuhudlah terhadap perkara dunia niscaya Allah ta’ala akan mencitaimu, bersikap zuhudlah terhadap apa yang di tangan-tangan manusia niscaya semua manusia akan mencintaimu” (HR Ibnu Majah)

Ketika nasihat ini dipegang dengan erat, maka seseorang tidak pernah merasa miskin di mana pun dan kapan pun seseorang selalu akan merasa kaya dari setiap kondisi minimal yang dimilikinya, karena dia punya Allah ta’ala, karena dia memiliki semua manusia yang mencintainya.

Yang terakhir adalah menabung amal kebajikan (shaleh) sebagai persiapan kita bertemu dengan hari yang tanpa batas, tanpa akhir, bertemu dengan hari yang selama-lamanya.

Demikian penjelasan yang disampaikan oleh khalifah Ali bin Abi Thalib semoga kita bisa mengambil manfaat dari apa yang beliau sampaikan.

Demikian ringkasan khutbah ini kami sampaikan, semoga dapat memberikan manfaat dan barakah bagi yang membacanya.

Print Friendly, PDF & Email

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button
WeCreativez WhatsApp Support
Ahlan wa Sahlan di Website Resmi Pesantren Al Lu'lu' Wal Marjan Magelang
👋 Ada Yang Bisa Kami Bantu?
Close
Close