Artikel IslamArtikel PilihanKhutbah Jumat

Agar Khusyuk Dalam Salat

Agar Khusyuk Dalam Salat
Khutbah Jum’at, 20 Oktober 2023
Ustadz Aria Sofyan

Allah ta’ala berfirman:

اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ

Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami” (QS. Al-Anbiya’: 90)

Di dalam ayat yang mulia tersebut, Allah ta’ala memuji suatu sifat yang luhur (agung) yaitu sifat khusyuk dalam beribadah kepada Allah ta’ala. Bahkan di ayat yang lain, Allah ta’ala menegaskan barangsiapa yang khusyuk di dalam ibadah, maka dia termasuk golongan orang-orang yang beruntung. Allah ta’ala berfirman;

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ. الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,(yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya,” (QS. Al-Mu’minun 1-2)

Oleh karena itu Nabi kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berdo’a kepada Allah ta’ala agar dijauhkan dari hati yang tidak khusyuk. Dari sahabat Zaid ibn Arqam radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdo’a:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ،

Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’” (HR. Muslim)

Syaikhul Islam, Ibnu Taimiyah rahimahullah ta’ala, di dalam Majmu Fatwa menerangkan apa itu yang dimaksud dengan khusyuk. Beliau rahimahullah ta’ala berkata bahwasanya khusyuk itu mempunyai dua makna, yang pertama adalah “tunduk dan menghinakan diri, yang kedua adalah “tenang dan tentram”.

Kemudian berkata juga Imam Ibnu Rajab Al Hanbali rahimahullahu, beliau berkata “Khusyuk adalah lembutnya hati dan tenangnya hati, maka tatkala hati khusyuk maka anggota badan yang lain akan khusyuk pula karena anggota badan yang lain mengikuti apa yang ada di dalam hati”. Kemudian beliau rahimahullahu membawakan sebuah dalil tentang hal ini yaitu suatu hadits. Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ وَإِنَّ فِى الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ. أَلاَ وَهِىَ الْقَلْبُ

Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Muslim)

Kemudian beliau juga berkata “sesungguhnya ilmu yang tidak bisa menghadirkan rasa khusyuk di dalam hati adalah ilmu yang kurang bermanfaat”.

Ada suatu ibadah yang kita sangat ditekankan (dianjurkan) untuk menghadirkan rasa khusyuk di dalamnya. Ibadah ini bernama “Salat”. Karena rasa khusyuk di dalam salat ini yang nantinya akan membedakan pahala yang akan diperoleh antara seseorang dengan orang yang lainnya. Dari Sahabat Amr Ibn Yasir radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Sesungguhnya seorang tatkala selesai dari salatnya maka ditulis baginya 1/10 dari salatnya, sepersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga, setengah dari salatnya” (HR. Abu Dawud)

Maka berkata Al Imam Al-Manawi rahimahullahu “sesungguhnya perbedaan ini terjadi dikarenakan perbedaan tingkat rasa khusyuk, tingkat tadaburrnya dan yang semisalnya yang menjadi kesempurnaan dari salat itu tersendiri”.

Kemudian rasa khusyuk dalam salat ini juga yang nantinya akan membedakan siapa orang yang beruntung dalam salatnya dan siapa yang merugi dalam salatnya. Allah ta’ala berfirman:

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ. الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلَاتِهِمْ خٰشِعُوْنَ

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman,(yaitu) orang yang khusyuk dalam salatnya,” (QS. Al-Mu’minun 1-2)

Maka berkata Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullahu tentang ayat ini “barangsiapa yang tidak khusyuk di dalam salatnya maka dia tidak tergolong ke dalam golongan orang-orang yang beruntung”. Beliau rahimahullahu ta’ala juga berkata “sesungguhnya salat yang tidak dihadirkan rasa khusyuk padanya, tidak dihadirkan hati padanya maka seperti badan mayit yang tidak ada ruh di dalamnya”.

Oleh karena itu, ada beberapa hal yang bisa kita upayakan untuk mendatangkan rasa khusyuk di dalam salat:

Yang pertama, hendaklah kita meyakini bahwasanya tatkala kita salat kita sedang bermunajat kepada Allah ta’ala, tatkala kita salat kita sedang berdiri di hadapan Allah ta’ala. Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Sesungguhnya seseorang tatkala berdiri melaksanakan salat, sesungguhnya dia sedang bermunajat kepada Allah ta’ala sesungguhnya di hadapannya ada Allah ta’ala” (HR. Bukhari)

Kedua, yaitu hendaklah kita memahami, mentadabburi, mengetahui makna-makna dari do’a-do’a, dzikir-dzikir, ayat-ayat Al-Qur’an yang kita lantunkan di dalam salat. Allah ta’ala berfirman;

اَفَلَا يَتَدَبَّرُوْنَ الْقُرْاٰنَ اَمْ عَلٰى قُلُوْبٍ اَقْفَالُهَا

Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur’an ataukah hati mereka sudah terkunci?” (QS Muhammad 24)

Allah ta’ala juga berfirman:

كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوْٓا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ

Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran” (QS. Shad 29)

Ketiga adalah tatkala kita salat hadirkan di dalam diri kita, di dalam jiwa kita bahwasanya salat ini adalah salat terakhir yang kita lakukan di dunia ini. Dari Sahabat Abu Ayyub al-Anshari radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Jika kamu berdiri untuk melakukan salat maka salatlah seperti orang yang akan meninggalkan dunia ini” (HR. Ibnu Majah)

Keempat adalah tatkala kita mengalami gangguan di dalam salat, maka kita mohon perlindungan kepada Allah ta’ala. Dari sahabat Utsman bin Abil ‘Ash radhiyallahu anhu, bahwasanya ada seseorang yang mengadukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwasanya dia mengalami gangguan di dalam salatnya, maka berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

itulah gangguan dari syaiton yang bernama Khinzib, jika kamu mendapatkan gangguan tersebut di dalam salatmu ,maka mohon perlindungan kepada Allah ta’ala dan meludahlah ke samping kiri sebanyak tiga kali” (HR. Muslim)

Kelima, kemudian hal yang berikutnya yang bisa kita upayakan hendaknya kita mengetahui keutamaan-keutamaan, fadhilah-fadhilah yang akan diperoleh tatkala seseorang menjalani salat dengan khusyuk. Salah satu keutamaan yang akan diperoleh yaitu dosa-dosa yang telah dia lakukan akan diampuni oleh Allah ta’ala. Dari sahabat Utsman Ibn Affan radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Sesungguhnya seseorang tatkala menghadiri salat wajib kemudian dia memperbagus wudhunya, rasa khusyuknya, ruku’nya maka hal tersebut akan menjadi penghapus dosa-dosa yang telah ia lakukan sebelumnya” (HR. Muslim)

Itulah beberapa hal yang bisa kita upayakan agar mendapatkan rasa khusyuk di dalam salat kita.

Abdullah bin Muhammad bin al-Hanafiyah radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

Bangkitlah wahai Bilal, rehatkanlah (istirahatkan) kami dengan salat” (HR. Abu Dawud)

Di dalam hadits lain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

Dijadikan kebahagiaan bagiku di dalam salat” (HR. An-Nasa’i)

Dua hadist tersebut di atas memberikan gambaran kepada kita, mengabarkan kepada kita bahwasanya salat itu bisa mendatangkan ketenangan. Bahwasanya salat itu bisa mendatangkan kebahagiaan, maka tatkala seseorang senantiasa melakukan salat tetapi dia tidak merasakan kebahagiaan di dalamnya, dia tidak merasakan ketenangan di dalamnya, justru sebaliknya salatnya menjadi beban padanya, maka ada yang salah dari salat-salatnya yang selama ini dia lakukan. Ada sesuatu yang harus diperbaiki dari salatnya yang dia lakukan selama ini dan bisa jadi salah satu yang harus diperbaiki dari salatnya tersebut adalah rasa khusyuknya. Allah ta’ala berfirman;

اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ

Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar” (QS. Al-‘Ankabut 45)

Maka tatkala seseorang senantiasa melakukan salat, tetapi di sisi yang lain dia juga senantiasa melakukan perbuatan keji dan mungkar, maka sekali lagi ada yang salah dari salatnya yang selama ini dia lakukan ada hal-hal yang harus diperbaiki dari salatnya tersebut dan salah satu yang harus diperbaiki dari salatnya tersebut adalah rasa khusyuknya. Oleh karena itu, hendaklah kita bersungguh-sungguh berusaha semaksimal mungkin tatkala kita salat kita hadirkan rasa khusyuk dalam salatnya.

Demikian ringkasan khutbah ini kami sampaikan, semoga dapat memberikan manfaat dan barakah bagi yang membacanya.

Print Friendly, PDF & Email

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button
WeCreativez WhatsApp Support
Ahlan wa Sahlan di Website Resmi Pesantren Al Lu'lu' Wal Marjan Magelang
👋 Ada Yang Bisa Kami Bantu?
Close
Close