Artikel IslamArtikel PilihanKhutbah Jumat

Pelajaran Dari Hati

Pelajaran Dari Hati
Khutbah Jum’at, 24 Februari 2023
Ustadz Abu Zulfa

Pada siang hari ini kita akan mengambil pelajaran dari anggota badan kita yang ukurannya tidak melebihi dari segenggaman kita. Dari Abu ‘Abdillah An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat–yang masih samar–yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barang siapa yang terjerumus ke dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya. Ingatlah di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh jasad akan ikut baik. Jika ia rusak, maka seluruh jasad akan ikut rusak. Ingatlah segumpal daging itu adalah hati (jantung).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits yang agung ini menyimpan faidah yang sangat indah dan penting bagi kita.

Yang pertama:

أنه ينبغي للمرء أن يهتم بصلاح قلبه أكثر من اهتمامه بصلاح بدنه

“Hendaknya bagi setiap orang untuk lebih memperhatikan kebaikan hatinya daripada kebaikan badannya”

Jika seseorang memperbagus penampilan dhohirnya untuk menghadiri atau menemui makhluk, maka hendaknya ia juga memperbagus penampilan hatinya yang akan ia kenakan untuk berjumpa dengan sang Khaliq. Allah ta’ala berfirman:

يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى ٱللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Pada hari tidak bermanfaat harta dan anak keturunan, kecuali siapa yang datang kepada Allah dengan hati yang bersih/ selamat” (QS. Asy Syu’ara 88 – 89)

وَإِنَّ مِنْ شِيعَتِهِ لإبْرَاهِيمَ  إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ

Dan di antara penerus Nabi Nuh adalah Nabi Ibrahim, Beliau telah datang kepada Rabbnya dengan hati yang bersih/selamat” (QS. Ash Shaffat 83 – 84)

وإذا كنت تستحي من نظر مخلوق مثلك إلى وسخ ثوبك، فاستحي من نظر الله إلى قلبك، وفيه إحنٌ وبلايا، وذنوب وخطايا

Jika engkau malu dari pandangan makhluk sepertimu terhadap kotoran yang ada pada bajumu, maka malulah kepada Allah yang senantiasa melihat hatimu, sedangkan di dalamnya banyak kotoran dan noda-noda serta dosa-dosa dan kesalahan“.

Yang kedua:

العبرة بالمخابر لا بالمظاهر

Yang menjadi patokan adalah hal yang bathin bukan yang dhohir. Hati letaknya dalam tubuh manusia, tak seorang pun mengetahui keadaannya, kecuali pemilik hati tersebut dan Rabb Allah ta’ala yang menguasai seluruh hati manusia. Namun hati itulah yang dinilai oleh Allah, bukan badan/penampilan manusia, bukan pula hartanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَادِكُمْ، وَلَا إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ

Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada jasad-jasad kalian dan rupa-rupa kalian akan tetapi Allah melihat hati kalian” (HR. Muslim)

إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa-rupa kalian dan harta yang kalian miliki akan tetapi Allah melihat hati dan amalan kalian” (HR. Muslim)

Dan amalan dhahir seseorang yang dilihat diketahui oleh orang lain bukan menjadi jaminan maupun patokan di sisi Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَعْمَلُ عَمَلَ أَهْلِ النَّارِ فِيمَا يَبْدُو لِلنَّاسِ وَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ

Sesungguhnya ada seorang laki-laki yang beramal dengan amalan penduduk surga yang diketahui oleh manusia saja akan tetapi dia beramal pada akhir hayatnya dengan amalan penduduk neraka, dan sesungguhnya ada seorang laki-laki yang beramal dengan amalan ahli neraka yang hanya diketahui oleh manusia akan tetapi dia mengerjakan amalan ahli surga dan dia termasuk penduduk surga”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hendaknya kita memperhatikan amalan ketika sendirian, bukan hanya ketika diperhatikan oleh manusia.

Faedah yang ketiga:

من أراد أن يكون قلبه طاهرا ونظيفا فليجتنب الحرام من الأفعال والأقوال والمأكولات والمشروبات

Barangsiapa yang ingin hatinya suci bersih hendaknya ia menjauhi perkara yang haram dari perbuatan, perkataan, makan yang ia makan maupun minuman yang ia minum

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ الْعَبْدَ إِذَا أَخْطَأَ خَطِيئَةً نُكِتَتْ فِي قَلْبِهِ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَإِذَا هُوَ نَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ وَتَابَ، سُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ عَادَ زِيدَ فِيهَا حَتَّى تَعْلُوَ قَلْبَهُ، وَهُوَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللَّهُ : { كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Sesungguhnya seorang hamba apabila melakukan kesalahan (dosa) digoreskan dalam hatinya goresan hitam , apabila dia berhenti dari dosanya (beristighfar) hatinya menjadi bening kembali, apabila dia kembali ke dalam dosa tersebut ditambah lagi goresan hitam sampai memenuhi rongga dalam hatinya, itulah “Ron” yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an, sekali-kali tidak itulah “Ron” yang memenuhi hati-hati kalian disebabkan apa yang kalian kerjakan” (HR. Tirmidzi)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا

Wahai manusia sesungguhnya Allah maha baik dan tidak menerima kecuali yang baik

وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ، فَقَالَ : { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ }،

Allah memerintahkan kaum mukminin sebagaimana Allah memerintahkan kepada para rasul, wahai para rasul makanlah dari rejeki Allah yang baik kemudian beramal shalih

Allah ta’ala juga berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ

Wahai orang-orang yang beriman makanlah dari rejeki kami yang baik yang kami rejekikan kepada kalian” (HR. Muslim)

Semoga Allah ta’ala memudahkan kita untuk mengamalkan sebab-sebab yang bisa untuk membersihkan hati kita dan menjauhi hal-hal yang bisa mengotori hati kita.

Demikian ringkasan khutbah ini kami sampaikan, semoga dapat memberikan manfaat dan barakah bagi yang membacanya.

Print Friendly, PDF & Email

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button
WeCreativez WhatsApp Support
Ahlan wa Sahlan di Website Resmi Pesantren Al Lu'lu' Wal Marjan Magelang
👋 Ada Yang Bisa Kami Bantu?
Close
Close