
Jangan Berharap Kematian
JANGAN BERHARAP KEMATIAN
Ust Rizal Yuliar Putrananda
24 Januari 2022
Kita lanjutkan kebersamaan kita dalam mengkaji kitab Riyadush Shaalihiin, Karya Al-Imam Yahya Ibnu Saraf An-Nawawi rahimahullah.
Bab baru yang akan kita kaji pada urutan bab ke 67, yaitu bab tidak disukainya meminta kematian disebabkan ujian yang menimpanya, meskipun tidak mengapa mengharapkan kematian apabila seseorang mengkhawatirkan dirinya tergelincir dalam fitnah pada nilai agamanya.
Bab ini penting kita kaji meskipun pendek, karena berhubungan dengan 2 bab berturut-turut sebelumnya yaitu bab 65 “Mengingat kematian pemutus kelezatan dan angan-angan” dan bab ke 66 “Anjuran berziarah kubur bagi kaum laki-laki dan apa semestinya yang dibaca pada saat berziarah kubur”.
Penulis ingin mengajak kita kepada sebuah pembahasan yang tidak kalah penting, bahwa meskipun ada anjuran untuk mengingat kematian dan salah satunya dengan berziarah kubur, bukan berarti ada ajakan untuk meminta kematian. Bukan! Sehingga para ulama menyatakan bahwa hukum asal mengharapkan (meminta) kematian diri sendiri itu tidak boleh, meskipun dengan alasan “ujian yang menimpa diriku sangat berat”. Namun ada pengecualian larangan tersebut bagi mereka yang meminta kematian karena khawatir ketergelinciran dirinya yang menjadikan agamanya rusak.
Kita dituntunkan banyak sekali do’a yang membuktikan makna tersebut, salah satunya “Yaa Allah, jadikan kehidupan adalah sebagai penambah kebaikan untukku, dan jadikan kematian adalah istirahatku dari berbagai keburukan”.
Dan dalam hadist yang lain Rasulullah ﷺ mengajarkan kita berdo’a “Yaa Allah, kalau seandainya engkau akan mengadzab satu kaum karna kebobrokan dan keburukan mereka, sementara aku berada di tengah mereka, wafatkan aku agar tidak terfitnah dalam kebobrokan tersebut bersama mereka”.
Yuk, simak lebih cermat dan lanjut lagi melalui rekaman di bawah ini ya, baarakallahu fiikum.
Rekaman Pertama
Rekaman Kedua