
Penerapan Syariat Dalam Rutinitas Harian Santri
Setiap orang memiliki rutinitas yang beberda, tanpa terkecuali santri kami, santri Pesantren Al Lu’lu Wal Marjan. Berbagai hal mereka jalankan sejak mereka bangun hingga lelap kembali mendatangi, seperti belajar di kelas, makan, mencuci, halaqah (tahfidz dan tahsin) dan refresing untuk menghilangkan rasa penat dari rutinitas yang cukup melelahkan.
Tapi ada satu hal yang diperhatikan oleh para santri kami, yakni mereka senantiasa menjaga batasan-batasan syariat (tentu dengan bantuan taufik dan hidayah dari Allah), walaupun dalam keadaan bermain dan tidur. Seperti menjaga batasan auratnya ketika bermain, berpakaian sesuai dengan tuntunan islam, batasan beragul, batasan dalam makan dan minum dll. Kami selalu berusaha untuk menasihatkan kepada santri kami untuk menerapkan syariat islam dalam setiap kondisi sebagai bentuk penerapan ayat berikut
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banayak menyebut Allah” (QS. Al Ahzab : 21)
Santri yang telah berusaha menjaga syariat dalam rutinitasnya, merasa tidak terbebani sedikit pun. Hal ini membuktikan bahwa landasan semangat syariat bisa ditanamkan sejak dini serta sangat relevan dan dapat dipraktekan dalam rutinitas keseharian. Sehingga tidak muncul lagi alasan untuk meninggalkan syariat karena kesibukan rutinitas kita yang terus berjalan.

