
Jauhkan Perangkat Emas dan Perak Pada Alat Makan
Jauhkan Perangkat Emas dan Perak Pada Alat Makan
Ust Rizal Yuliar Putrananda
28 Agustus 2023
Masih melnjutkan tentang Adab Makan dalam kitab Riyadush Shalihin karya Al-Imam Yahya bin Syarof An-Nawawi rahimahullah.
Setelah mengkaji berbagai bab dalam kitab adab berkaitan makan dan minum. Selanjutnya ada bab lain yang masih berkaitan dengan etika makan dan minum yang menjadi penghujung pembahasan “kitab makan”. Pada bab terakhir ini yang telah kita bahas yaitu bab ke 115 tentang “Dianjurkannya seseorang yang berperan menuangkan/menyajikan makanan atau minuman untuk menjadi orang terakhir yang menikmati makanan dan minuman tersebut”.
Kemudian pada bab ke-116 yang akan kita kaji pada pertemuan kali ini yang berjudul “Dibolehkannya minum dari semua bentuk tempayan (mangkok,gelas) yang suci, namun selain yang terbuat dari emas atau perak. Bolehnya minum dengan mulut (tanpa peralatan/tangan) dan bab ini menjelaskan tentang haramnya menggunakan peralatan makan dan minum yang terbuat dari emas dan perak baik makan, minum ataupun bersuci”.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: “Waktu shalat sudah datang, lalu berdirilah orang-orang yang dekat rumahnya ke keluarganya masing-masing –untuk mengambil air wudhu- dan masih tertinggallah beberapa orang -beserta Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi sebuah wadah yang terbuat dari batu. Maka wadah itu terlampau kecil kalau di dalamnya itu dibeberkan tapak tangan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keluarlah air dari jari-jari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam itu. Orang-orang itu lalu berwudhu semuanya. Orang-orang sama berkata; “Berapa jumlahmu tadi?” Jawabnya: “Delapan puluh orang dan ada lebihnya.” (Muttafaq ‘alaih)
Ini adalah riwayat Imam Bukhari. Dalam riwayat Imam Bukhari dan juga Imam Muslim disebutkan demikian: Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta wadah berisi air, kemudian diberi suatu gelas yang dangkal dasarnya -semacam mangkok- di dalamnya ada sedikit air, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan jari-jarinya itu dalam wadah tadi. Anas berkata: “Saya mulai melihat pada air yang menyumbar dari jari-jari beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam itu. Saya menerka jumlah orang yang berwudhu itu antara tujuh puluh sampai delapan puluh orang banyaknya.
Mari, kita simak lebih cermat dan lanjut lagi melalui rekaman video di bawah ini, baarakallahu fiikum.