
Kewajiban Taat Kepada Pemimpin Pada Selain Kemaksiatan
Kewajiban Taat Kepada Pemimpin Pada Selain Kemaksiatan
Ust Rizal Yuliar Putrananda
05 September 2022
Alhamdulillah kembali kita bersyukur kepada Allah ta’ala yang telah mengumpulkan kita di majelis yang mulia ini. Pemateri di awal kebersamaan malam hari ini memberikan nasihat untuk senantiasa mengikhlaskan niat kepada Alla agar apa yang dilakukan tercatat di sisi Allah ta’ala sebagai amal yang shalih.
Masih bersama kitab Riyadush Shaalihiin, Karya Al-Imam Yahya Ibnu Saraf An-Nawawi rahimahullah dan pada pertemuan yang lalu kita telah menuntaskan pembahasan terkait “Pemimpin yang adil”.
Kemudian di bab berikutnya yaitu pada bab ke-80 penulis melanjutkan pembahasan tentang “kewajiban untuk mematuhi pemimpin pada selain kemaksiatan dan haramnya mematuhi pemimpin pada perkara maksiat”.
Di dalam pembahasan ilmu akidah ahlus sunnah wal jama’ah, para ulama sejak dahulu kala sampai sekarang mereka menjadikan pembahasan tentang ketaatan kepada pemimpin sebagai pembahasan akidah. Mengapa demikian? Karena pembahasan “mendengar dan mematuhi pemimpin secara umum” adalah satu di antara pilar pokok (prinsip) ahlus sunnah wal jama’ah dan ini pula satu di antara sekian pilar pokok pembeda antara ahlus sunnah wal jama’ah dengan selain mereka.
Diriwayatkan oleh Imam Tirmizi, Abu Daud dan Ahmad dan selainnya, dari sahabat mulia Al-Irbad bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu beliau menceritakan:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada di atas mimbarnya menyampaikan Mau’izhah (Nasihat tapi sangat serius), yang ternyata Mau’izhah itu sangat menyentuh dan sampai-sampai para sahabat merasa takut, hati mereka bergetar dan mereka menitihkan air mata (menangis), sebagian sahabat memberanikan diri berkata “Yaa Rasulullah, seakan-akan Mau’izhah ini adalah Mau’izhah terakhir, kami merasa ada getaran di dalam hati, kami merasa bahwa ini sangat menghanyutkan maka berikan wasiat kepada kami, dengan wasiat itu kami akan berpegang. Rasulullah bersabda “Aku berwasiat kepada kalian bertakwalah kepada Allah, dengar dan patuhi pemimpin meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak,
Allah ta’ala berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu.” (QS. An-Nisa 59)
Mari, simak lebih cermat dan lanjut lagi melalui rekaman di bawah ini, baarakallahu fiikum.