
Bulan Ramadhan Bulan Kebaikan
Bulan Ramadan Bulan Kebaikan
Khutbah Jum’at, 08 April 2022
Ustadz Dhiya’ul Abrar
Masih segar rasanya diingatan kita semua bagaimana luapan kegembiraan kita menyambut bulan ramadan dan sekarang kita telah memasuki seperempat bulan yang pertama, itulah yang difirmankan oleh Allah ta’ala:
أياماً معدودات
“Hari-hari yang berlalu dengan cepat”
Dan bersyukur kita kepada Allah ta’ala yang masih memberikan kepada kita kesempatan usia, sehingga kita dapat berjumpa kembali dengan bulan yang berkah ini. Kita memiliki potensi untuk menjadi manusia terbaik sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam;
خيرُ الناسِ مَنْ طالَ عمرُه وحَسُنَ عمَلُه
“Sebaik-baik manusia adalah ia yang mendapatkan karunia umur yang panjang dan amalnya juga baik” (HR. Tirmizi)
Bulan ramadan, bulan yang penuh dengan kebaikan bulan yang penuh dengan ampunan, bulan dimana syaitan dibelenggu, pintu neraka ditutup rapat-rapat, pintu surga dibuka selapang-lapangnya dan setiap hari ada hamba Allah ta’ala yang dibebaskan dari api neraka, sebagaimana sabda Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam;
كان أول ليلة من شهر رمضان صفدت الشياطين ومردة الجن وغلقت أبواب النار فلم يفتح منها باب وفتحت أبواب الجنة فلم يغلق منها باب وينادي مناد يا باغي الخير أقبل ويا باغي الشر أقصر ولله عتقاء من النار و ذلك كل ليلة
“Apabila datang awal malam dari bulan ramadhan, setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka tidak ada satu pintupun yang ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan: ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang menginginkan kejelekan tahanlah.’ Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. At-Tirmidzi)
Bulan ramadhan bagaikan madrasah yang di dalamnya kita belajar untuk memperbaiki diri, belajar untuk mensucikan diri kita, kita diminta untuk meninggalkan hal-hal yang diperbolehkan dari makan dan minum pada siang hari di bulan ramadan sebagai bentuk ketaatan kita kepada Allah dan aplikasi dari sebuah ketakwaan.
Sungguh bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan kebaikan, Allah ta’ala syari’atkan ibadah puasa pada bulan ini dan ibadah puasa adalah ibadah yang istimewa di sisi Allah ta’ala. Allah mengatakan di dalam hadist Al-Qudsi bahwasanya ibadah ini khusus untuk-Nya dan Allah lah yang langsung akan membalasnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
قال الله عز وجل : كل عمل ابن آدم له إلا الصيام فإنه لي وأنا أجزي به
“Allah berfirman, ‘Semua amal anak Adam untuknya kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya.” HR. Bukhari
Barangsiapa yang berpuasa di siang hari di bulan ramadan, maka diampuni dosa-dosa yang telah lalu dan barangsiapa yang menuaikan qiyam di malam bulan ramadhan, maka diampuni dosa-dosa yang telah lalu.
Tapi kedua ibadah ini ada syaratnya, dua syarat yaitu ada iman di hatinya dan dia mengharap pahala dari Allah ta’ala.
Al-Imam ibnu Rajab rahimahullahu ta’ala mengatakan;
اعلم أن المؤمن يجتمع له في شهر رمضان جهادان لنفسه: جهاد بالنهار على الصيام, وجهاد بالليل على القيام, فمن جمع بين هذين الجهادين, ووفّى بحقوقهما, وصبر عليهما, وفّي أجره بغير حساب
“Terkumpul di diri seorang mukmin dua jihad pada bulan Ramadan, jihad melawan hawa nafsunya dia berjihad di siang hari dengan berpuasa (shiyyam) dan dia berjihad melawan hawa nafsunya pada malam hari dengan sholat malam (qiyam) barangsiapa yang menggabungkan dua ibadah ini kemudian menunaikan hak-haknya dan bersabar untuk shiyyam dan qiyam maka sungguh dia akan mendapatkan ganjaran tanpa hisab”
Ketika kita berbicara tentang keutamaan bulan ramadan, maka kita semua tahu bahwasanya Al-Qur’an memiliki kedudukan yang istimewa pada bulan ini, barangsiapa yang menggabungkan antara shiyyam dan qur’an sungguh dia akan mendapatkan dua syafa’at di hari kiamat, hari di mana kita akan berpisah dengan orang-orang yang kita cintai, setiap manusia akan memikirkan dirinya sendiri akan tetapi Al-Qur’an dan shiyyam datang kepadanya memberikan syafa’at, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;
الصيامُ والقرآنُ يشفعان للعبدِ يومَ القيامةِ، يقول الصيامُ: أي ربِّ منعتُه الطعامَ والشهوةَ، فشفِّعني فيه، ويقول القرآن: منعتُه النومَ بالليل، فشفعني فيه، قال: فَيُشَفَّعان
Al-Qur’An dan Puasa akan memberikan syafa’at untuk pemiliknya, “puasa mengatakan wahai tuhanku sesungguhnya aku telah menahan hamba tersebut dari makan dan syahwatnya maka izinkanlah aku untuk memberikan syafa’at kepadanya dan Qur’an pun juga mengatakan sesungguhnya diriku telah menahannya untuk tidak tidur di malam hari maka keduanyapun diberikan izin untuk memberikan syafa’at kepada hamba tersebut”
Dahulu para salaf mereka berdo’a enam bulan sebelum datangnya bulan ramadan, mereka meminta kepada Allah ta’ala agar berjumpa kembali dengan bulan yang suci ini, bulan ramadan akan tetapi sangat disayangkan ketika kita melihat sebagian manusia sebagian kaum muslimin dia tidak mengerti makna perjumpaan dirinya dengan ramadan, dia mendapatkan ramadan akan tetapi dia menganggap ramadan sama dengan bulan-bulan lainnya, sungguh merugi dia menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang sia-sia, terlebih lagi parahnya dia masih berkecimpung di lubang dosa.
Bukankah waktu yang telah berlalu tidak akan pernah kembali, maka ingatlah kaum muslimin sungguh waktu adalah harta yang paling berharga milik seorang muslim “Waktu lebih berharga daripada emas” oleh karenanya kita belajar dari penyesalan terdalam seorang sahabat yang mulia Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu beliau mengatakan:
ما ندمت على شيء ندمي على يوم غربت شمسه، نقص فيه أجلي، ولم يزد فيه عملي
“tidaklah aku menyesali sesuatu apapun melebihi penyesalanku ketika berlalu sebuah hari sedang berkurang umurku dan amalanku tidak bertambah”
Simaklah perkataan Umar Ibn Abdul Aziz rahimahullahu ta’ala beliau mengatakan;
إن الليل والنهار يعملان فيك، فاعمل فيهما
“Sesungguhnya malam dan siang hari terus berputar memberikan dampak kepada dirimu”
Umur semakin berkurang, rambut semakin beruban, kulit semakin keriput, penglihatan semakin rabun, pendengaran semakin melemah, kekuatan semakin melemah
فاعمل فيهما
“maka beramal lah di siang dan malam hari”
Al-Hasal Al-Basri mengatakan ;
يا ابن آدم، إنما أنت أيام، فإذا ذهب يوم ذهب بعضك
“wahai anak cucu Adam sesungguhnya dirimu adalah susunan (rangkaian) hari ketika berlalu satu hari maka berkurang juga bagian dari dirimu”
Tidakkah kita takut dengan sebuah do’a yang dipanjatkan oleh malaikat terbaik Jibril ‘alaihissalam yang diaminkan oleh manusia terbaik, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, di dalam hadistnya beliau meriwayatkan, mengatakan bahwasanya Jibril datang kepadanya kemudian Jibril mengatakan;
“Merugi seorang yang mendapatkan bulan Ramadan akan tetapi dia belum diampuni”
Lantas apa solusinya? Simaklah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam;
مَن أحسن فيما بقي، غُفِر له ما مضى، ومَن أَسَاء فيما بقي، أُخِذ بما مضى وما بقي
“Barangsiapa yang memperbaiki diri (ibadahnya) di sisa waktunya maka ia akan mendapatkan ampunan pada amalan-amalan yang lampau dan barangsiapa yang kondisinya sama bahkan lebih parahnya dia memperburuk diri semakin terjerumus kedalam lubang kemaksiatan maka dia akan dihukum atas apa yang dia lakukan di waktu yang lampau dan di waktu yang tersisa”
Berkata Ibnu Tamiyah rahimahullahu ta’ala;
العبرة بكمال النهايات، لا بنقص بالبدايات
“Tolak ukurnya ada di penutup yang sempurna bukan di pembuka yang belum sempurna”,
Bagi yang merasa sudah baik maka tingkatkan, bagi yang merasa masih kurang maka sempurnakan.
Demikian ringkasan khutbah ini kami sampaikan, semoga dapat memberikan manfaat dan barakah bagi yang membacanya.